SI KUMBANG MERAH DARI GUNUNG MBOLO 3

SI KUMBANG MERAH DARI GUNUNG MBOLO 3

Di malam hari yang sepi ki Karto Loyo turun gunung untuk mencari pakaian karna baju dan celananya sudah lapuk, dan juga ia hendak mencari sebuah kain yg kuat guna membuntal harta karun peninggalan si kakek aneh yg tk di ketahui namanya. Malam itu Ki Karto loyo menuju kademangan Gondang, ia masuk kerumah ki demang dengan mudah seperti setan. Ia masuk kekamar ki demang yg sedang tidur bersama nyai demang, ia ambil baju dan celana komprang serta sebuah jubah berwarna merah milik ki demang, ketika Ki Karto loyo mau pergi meninggalkan kamar itu, tiba tiba nyai demang menggilat dalam tidurnya hingga tapihnya tersingkap dan terlihatlah pemandangan yg menggairahkan terpampang di depan Ki Karto. Mata ki Karto melotot melihat paha mulus nyai demang juga memeknya yg terlihat sedikit.

Kontol ki Karto langsung ngaceng keras karna nafsu birahinya bergelora. Pelan pelan di dekatinya ranjang itu, ia totok jalan darah tidurnya ki demang lalu dengan lembut ia raba raba paha nyai demang yg mulus menggairahkan itu, nyai demang jadi terbangun dari tidurnya ia sangat kaget ketika ada laki laki yg bukan suaminya sedang menggrayangi tubuhnya.

Nyi demang mau menjerit tapi keburu di tubruk ki Karto dan di lumat bibirnya, hanya suara ah uh yg bisa keluar dari bibir nyai demang, sedang ki karto terus menggrayangi tubuh nyai demang dengan ilmu jari kamasutranya sambil terus melumat bibir nyai demang, sebentar saja nyai demang terbakar nafsu birahinya.

"Tenang saja nyai, suamimu telah ku totok jalan darah tidurnya, sekarang kau nikmati saja enaknya
ku kawini ya sayang" bisik ki Karto di telinga nyai demang.
"Iya ki ooh kawini aku sampai puas ki" jawab nyi demang yg sudah terangsang tanpa sadar.
"Pasti sayang, kamu pasti keenakan di entot kontol gedeku heheh" kata ki karto sambil melepaskan kemben nyai demang meremas remas susunya sambil di emut putingnya, jilatan ki karto terus merambat kebawah sampai ke tempik nyai demang, dengan rakus ki karto menjilati tempik nyai demang sambil ia uyek uyek itilnya hingga nyai demang mendesah desah ke enakan.

"Aah sshhtt oohh ki aaah ooh masukin kontolmu ki aaah" ratap nyi demang minta di kawini.
"Iya nyai oohh ku kawini kamu sayang",, ki karto buka lebar lebar paha nyai demang lalu ia masukan
kontol gedenya kedalam memek nayai demang, meski agak susah akhirnya masuk juga. ..sslleepp..ssl
leeebb...bleeee esss..
"aaaaaaaaaaaahh " nyai demang menjerit saat kontol gede ki karto menyeruak masuk kedalam memeknya.
"Oooggh memekmu masih sempit nyai enak banget sayang oooghh" kata ki karto mulai menggenjot memek nyai demang.
"Ooohh aaaaah aaaah kontolmu gede banget ki aaaah enak banget aaaaah" rintih nyai demang.
"Agh agh agh agh oogh nyai demang ku kawini kamu sampe pingsan sayang aagh" racau ki karto semakin memperganas genjotanya, hingga nyai demang mengalami klimaks berkali kali.

"Ah ah ah ah ah oohh sudah ki aku sudah tak kuat aaaaah" pinta nyai demang yg sudah lemes.
"agh agh agh nanti dulu nyai masih enak sauang ooggh" kata ki karto terus menggenjot nyai demang sampai pingsan.

Setelah puas Ki Karto Loyo lalu meninggalkan tempat itu sambil membawa barang curianya kembali ke gunung mbolo. Pagi harinya di kademangan gondang jadi geger, ki demang marah marah karana jubah kesayanganya di curi orang tanpa ada yg tahu kecuali nyai demang, ia dapat menduga siapa yg telah mencuri namun ia diam saja tanpa komentar.
Sementara itu Ki Karto Loyo pagi hari itu juga ia turun gunung dengan memakai jubah merah ikat kepalanya juga merah, rambutnya gondrong hitam bercampur putih, namun wajahnya kelihatan segar
seperti masih muda saja. Tadinya ia mau membawa semua emas berlian warisan si kakek aneh, namun setelah di pikir pikir ngerepotin juga, akhirnya ia hanya bawa secukupnya saja namun jika di jual sudah cukup untuk menjadi orang kaya nomer satu sekadipaten. Sebuah bayangan merah melesat cepat bagai setan turun dari puncak gunung mbolo.

Dialah Ki Karto Loyo yg kini telah menjadi orang sakti, ia langsung menuju tempat tinggalnya di mana dulu ia menjadi tuan tanah di desa itu. Tanganya sudah gatal ingin menghajar Ki Jarot yg dulu telah menghinanya. Dalam sekejap ia sudah sampai di depan rumahnya, namun ia jadi tertegun, rumahnya yg dulu terlihat indah bersih dan rapi, kini terlihat kumuh dan blangkrak.
"Hei kenapa jadi begini, kemana para pelayan kenapa rumah kumuh begini di biarkan saja" gumam ki Karto loyo. Pelan pelan ia memasuki halaman rumahnya.

"Tok tok tok Kulonewun" ki karto mengetok pintu.
"Monggo,, terdengar suara wanita dari dalam. Tak lama kemudian munculah seorang wanita kurus dengan seorang gadis cilik membukakan pintu. Ki karto jadi terbengong sejenak, sementara si wanita terkejut bukan main mukanya yg sudah pucat bertambah pucat pasi.
"Ka..ka..kau belum mati" kata wanita itu yg bukan lain adalah Sekar Telasih sedikit terbata.
"Hahaha, mati, memangnya pukulan si bangsat Jarot itu mampu membuatku mati, huh
nggak la yau " kata ki Karto dngan angkuh.
Facebook CommentsShowHide

0 comments