SI KUMBANG MERAH DARI GUNUNG MBOLO 4
SI KUMBANG MERAH DARI GUNUNG MBOLO 4"Hei Kenapa kau jadi kurus begini, memangnya gk di kasi makan sama si Jarot sialan itu?" tanya ki Karto Loyo. Sekar telasih hanya bisa menangis sedih.
"Di..dia telah kabur dengan wanita lain, sedang harta peninggalanmu sudah di habiskanya di meja judi ahu ahu" kata sekar telasih sambil menangis.
"Hm, benar2 keparat itu si jarot, terus ini gadis kecil anak kalian"
"Be..benar mas"
"Ooh, siapa namanya?"
"Ningsih mas"
"Ehm, bagus juga, sudahlah kau tak usah bersedih terus, ada makanan tidak"
"Ti..tidak mas"
"Ooh, nih kau tukarkan dengan apa aja deh yg penting bisa di makan, aku mau bersihkan ni rumah biar gak kelihatan blangkrak" kata ki karto sambil memberikan sepotong
emas murni kepada sekar.
Dengan hati riang sekar menjual emas itu kepada pedagang perhiasan di desa itu, ternyata emas itu laku sangat mahal si pedagang emas membelinya dengan harga sepuluh ribu ringgit, uangnya sampai satu
kantong gandum penuh, bisa buat beli seratus ekor kerbau lah di masa itu. Sekar telasih menjadi
amat girang, ia pulang dengan membawa banyak belanjaan sampe menyewa kereta kuda untuk membawanya.
Sesampainya di rumah ia lihat anaknya, Ayu ningsih sedang bermain silat dengan ki karto dengan tertawa2 gembira, sementara rumahnya telah kelihatan kinclong kembali.
"Wah mama pulang tuh kayaknya setoko di borong semua yuk kita liahat" ajak ki karto kepada ningsih.
Keduanya lalu mendekati sekar yg sudah selesai menurunkan semua belanjaannya.
"Wah banyak amat belanjanya, memangnya laku berapa emasnya" tanya ki karto.
"Sepuluh ribu ringgit mas, nih sisa uangnya, jawab sekar sambil mengangsurkan uang satu kantong kepada ki karto.
"Wah banyak amat hahaha, kau simpan sajalah buat belanja, hei beli makanan tidak kita sudah lapar
nih"
"Iya ma, habis berlatih silat, wah paman ini hebat ma keren bisa terbang xixixi" oceh si ningsih.
"Beli banyak nieh ada ayam bakar, ada ayam goreng, ada dendeng tenggiri"
"Asik, makan enak dong"
"Betul3 yuk kita makan bersama biar enak hahaha" ketiganya lalu makan bersama dengan penuh gembira.
Malam harinya Sekar keluar dari kamarnya mendekati ki karto yg sedang ngopi dengan santainya di
ruang tamu.
"Eh, nyai, sudah bobokah si ningsih,
"Sudah mas, kecapaian kali"
"Hehehe bagus dong, Kawin yuk aku sudah kangen banget menikmati tubuhmu nieh heheh"
"Yuk mas, sekar juga lagi kepengin banget, sudah lama gk di kawini"
"Oogh sekar aku kangen tempikmu sayang muah muah" dengan ganasnya Ki Karto mendekap tubuh sekar melumat bibirnya mencumbui seluruh lekuk tubuhnya lalu mengawininya dengan penuh nafsu, ia genjot
memek sekar dengan kontol gedenya yg amat keras dan panjang tiga puluh lima senti.
"Agh agh agh agh memekmu masih enak banget di entotin sayang oohhg sshhtt aaagh" desah ki karto.
"Ah..ah..ah..ah ..aaah..kontolm u jadi besar banget mas dan aah panjangnya ooh enak banget mas
ah ah ah oohh jangan lepaskan sekar mas, entototin sekar sampai pagi aaah aah enak banget aaaah.. Racau sekara telasih ke enakan.
"Ooogh pasti sayang, ku kawini kamu sampe pingsan sekar aagh aagh" malam itu Ki Karto mengentoti sekar dengan berbagai gaya kamasutra, sampai sekar mencapai klimaks berkali kali lalu pingsan karna sudah tk kuat lagi. Ki karto kini benar benar menjadi sangat perkasa permainan sexnya.
Satu minggu ki karto tinggal di rumahnya lalu pamit pergi mau mengembara di dalam rimba persilatan. Dengan perasaan berat Sekar telasih melepasnya.
"Hei, kau jangan bersedih nyai, kalo kamu lagi kepengin, kau boleh kawin dengan siapa saja nyai, jangan di tahan2 hidup ini harus di nikmati hehehe" ujar ki karto yg sudah tak memikirkan lagi apa itu cinta apa itu cemburu, yg penting senang itu saja yg ada dalam pikiranya, mungkin karna terlalu spaneng sepuluh tahun mempelajari ilmu2 sakti yg rumit2 hingga membuat otaknya agak miring. Di sepanjang pengembaraanya di manapun ia singgah pasti ada gadis atau istri orang yg di entotinya hingga julukanya SI KUMBANG MERAH DARI GUNUNG MBOLO mulai di kenal oleh orang2 rimba persilatan. Suatu hari pengembaranya sampai di magetan kadipaten ngawi. Saat ia sedang duduk duduk di sebuah bulak perbatasan desa, tiba tiba lewat sepasang suami istri menunggang kuda, keduanya adalah sepasang pendekar yg amat terkenal namanya di dunia persilatan, dialah Aria bantaran Pendekar golok sakti dan istrinya Lasmini dari gunung lawu.
"Suit suit, aduh montoknya, bolehkah kakang berkenalan dengan adik manis yg cantik" goda Ki karto sambil cengar cengir.
"Bangsat siapa kau kakek tua, berani benar kau menggoda istriku, sudah bosan hidup kau heh" bentak Ariya Bantaran, marah marah.
"Hei, siapa yg menggoda, aku berkata sejujurnya kok, istrimu memang manis cantik dan montok heheh"
"Bangsat, mampus kau hiaat" Aria bantaran benar2 kalap ia terjang ki karto dengan golok saktinya yg terkenal sangat ampuh, namun siapa sangka seranganya yg begitu cepat dapat di hindari oleh ki karto dengan mudahnya.
"Jurus yg bagus, sayang gerakanya amat lambat" ejek ki karto.